Analisis Penggunaan Fitofarmaka sebagai Terapi Swamedikasi di Kotamobagu
Abstract
Tumbuhan sebagai sumber obat-obatan dapat dijadikan alternatif dari penggunaan obat sintetik yang banyak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Sediaan fitofarmaka dapat disejajarkan dengan obat modern karena khasiatnya yang telah terbukti dan bahan serta proses pembuatannya yang sudah distandardisasi. Fitofarmaka sudah banyak beredar dan digunakan oleh masyarakat, terlebih lagi di masa pandemi sekarang ini. Penggunaan fitofarmaka di masyarakat lebih khususnya dalam sebuah keluarga, tidak terlepas dari peran, sikap dan pengetahuan perempuan. Perempuan memiliki peran yang kuat dalam kehidupan keluarga. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan fitofarmaka sebagai terapi swamedikasi pada perempuan di Kelurahan Motoboi Kecil, Kotamobagu. Jenis penelitian yang digunakan adalah desain observasional analitik dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah semua perempuan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 296 orang. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan sikap mempengaruhi penggunaan fitofarmaka. Hal ini dibuktikan oleh hasil uji statistik dengan metode Chi-Square yang menunjukkan nilai p = 0,000 < 0,05 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan sikap responden dengan penggunaan fitofarmaka sebagai terapi swamedikasi di Kotamobagu.




.png)




.png)


1.png)





