PENGEMBANGAN WISATA PANTAI MATAHARI DI DESA LOBUK DALAM PERSPEKTIF PENTAHELIX
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan wisata Pantai matahari di desa lobuk dalam perspektif Penta Helix. BUMDES yang sebagai pengelola wisata Pantai matahari di desa Lobuk selalu berusaha memenuhi kebutuhan wisatawan. Permasalahan yang ada di Pantai matahari kurangnya pengembangan yang berkelanjutan sehingga wisatawan gampang mersa jenuh dan bosan, sehingga perlu dilihat dalam sudut pandang dari beberapa aktor dalam mendukung tercapainya wisata yang banyak di minati. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan Teknik Pengumpulan data melalui observassi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penelitian ini ada 5 fokus penelitian yang di guankan dalam komponen perspektif Penta Helix Lindmark, Sturesson & Roos, (2009) bahwa dalam konsep Penta Helix terdiri dari: Bussines (Usaha) Keberadaan Bumdes dan UMKM lokal telah memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan dan peningkatan ekonomi masyarakat, Government (Pemerintah) Pelatihan, dan pembinaan, hingga kolaborasi dengan masyarakat, pemerintah desa dan daerah telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk menjadikan wisata Pantai Matahari sebagai destinasi wisata yang berkelanjutan dan menguntungkan bagi masyarakat, Community (Komunitas) Melalui pelatihan, pembinaan, dan partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan, komunitas ini membantu menciptakan destinasi wisata yang menarik dan berkelanjutan, Academic (Akademisi) pengabdian masyarakat, dan kegiatan pendidikan, akademisi membantu mengidentifikasi potensi dan tantangan yang ada serta memberikan rekomendasi untuk pengembangan lebih lanjut, Media (Publikasi) . Media sosial memberikan platform yang luas dan cepat untuk mengupdate informasi dan menarik perhatian wisatawan. Pada hasil penelitian ini pengembangan wisata yang dilakukan oleh pengelola sudah melibatkan beberapa stakeholder, namun keterlibatan yang ada dengan peran masing-masing stakeholder perlu di optimalkan lagi peran dari masing-masing unsur Penta Helix dan memenuhi semua aspek yang ada pada unsur Penta Helix.
Kata Kunci: Pengembangan Wisata, Pantai Matahari, Penta Helix
References
Miles. (2006). Stakeholder Theory and
Practice. Pers Universitas Oxford.
Chaerunissa, S. F., & Yuniningsih, T.
(2020). Analisis Komponen
Pengembangan Pariwisata Desa
Wisata Wonopolo Kota Semarang.
Journal Of Public Policy And
Management Review, 9(4), 159–175.
Dani Rahu, P., & Suprayitno. (2021).
Kolaborasi Model Pentahelix Dalam
Pengembangan Desa Wisata Sei
Gohong Kecamatan Bukit Batu Kota
Palangka Raya. Journal Ilmu Sosial,
Politik Dan Pemerintahan, 10(1), 13–
24.
https://doi.org/10.37304/jispar.v10i1.
2286
Darmatasia, F., Irawan, B., & Apriani, F.
(2020). Upaya Pengembangan
Pariwisata Dalam Rangka
Meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (Pad) Oleh Dinas Kebudayaan
Dan Pariwisata Di Kabupaten
Bulungan Provinsi Kalimantan Utara.
EJournal Administrasi Publik, 8(1),
8707–8718. https://ejournal.ap.fisip-
unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2020/02/EJOURNAL
B (02-12-20-09-55-04).pdf
Heryati, Y. (2019). Potensi Pengembangan
Obyek Wisata Pantai Tapandullu di
Kabupaten
Mamuju. GROWTH Jurnal Ilmiah
Ekonomi Pembangunan, 1(1), 56–
74Hidayaturrahman, M. (2021).
Pengembangan Pembangunan Pariwisata
di Kabupaten Sumenep Perspektif Hexa
Helix. Karaton: Jurnal Pembangunan.
Issn, P., Bank, K., Pengungkapan, S.,
Wijayanti, R., Akuntansi, B., &
Surakarta, U. M. (2022). E - ISSN.
10(1), 478–486.
Muzaqi, A. H., & Hanum, F. (2020). Model
Quadruple Helix
dalam
Pemberdayaan Perekonomian Lokal
Berbasis Desa Wisata di Desa Duren
Sari Kabupaten Trenggalek. Jurnal
Sains Sosio Humaniora, 4(2), 673–
691.
https://doi.org/10.22437/jssh.v4i2.115
29
Moleong, L. J. (2002). Metodelogi
Penelitian Kualitatif. PT Remaja
Rosdakarya.
Panjaiitan, D. T. M. R., & Pardede, P. D.
kristian. (2021). Adminitrasi publik.
88–101.