SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PERNAPASAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

Riniyatin Hasanah

doi:10.24929/jars.v1i01.2450

Riniyatin Hasanah Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Ibrahimy

DOI: https://doi.org/10.24929/jars.v1i01.2450

Keywords: Penyakit Saluran Pernapasan, Sistem Pakar, Forward Chaining, Diagnosa

Abstract

Infeksi penyakit saluran pernapasan lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi sistem organ tubuh lain. Sistem pernapasan sangat rentan terserang penyakit karena udara keluar masuk secara langsung dan bebas. Udara yang mengandung bakteri dan virus berbahaya mudahmasuk ke dalam tubuh. Keadaan ini menyebabkanpresentase kematian karena infeksi saluran pernafasan meningkat. Pencegahan, diagnosis, dan pengobatan infeksi saluran pernapasan mempunyai makna yang begitu penting, karena secara keseluruhan penyakit pernapasan mempunyai pengaruh besar terhadap masyarakat baik dalam hal fisik, sosial maupun ekonomi. Sistem pakar ini di bangun untuk mendiagnosa penyakit saluran pernapasan. Model inferensi yang digunakan dalam sistem ini adalah penalaran maju(Forward Chaining). Sistem ini akan memberikanhasil diagnosa berupa informasi penyakit melalui proses konsultasi antara sistem dan pemakai dengan cara jawaban dan aturan yang berada di dalam sistem harus sesuai. Penelitian yangdilakukan dapat disimpulkan bahwasanya Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Saluran Pernapasan Menggunakan Metode Forward Chaining dapat dijadikan sebuah alat untuk membantu dalam memberikan hasil diagnosa, penyebab serta pencegahan terhadap penyakit saluran pernapasan.

References

Darmanto Djojodibroto, Respirologi (RespiratoryMedicine) (Jakarta: Penerbit BukuKedokteran EGC, 2012), hlm. 110.
Departemen Kesehatan RI, “Pharma ceutical Careuntuk Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan”Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
2005, hlm. 23.
Elearning medistra.ac.id., “Konsep Dasar Infeksi”diakses dari https://elearning.medistra.ac.id/. pada tanggal 28 Agustus 2017 pukul 10.
Ibnu Akil, “Analisa Efektivitas Metode ForwardChaining dan Backward Chaining PadaSistem Pakar” ASM BSI Jakarta, Maret 2017, hlm. 36
Komite Penanggulangan Kanker Nasional,“Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Kanker Paru” Kementrian Kesehatan, 2005, hlm. 17.
Ray E. Molenaar, dkk., “Forced Expiratory Volume InOne Second (FEV-1) Pada Penduduk yang Tinggal di Dataran Tinggi. Mana, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulagi Manado. hlm. 1.
Sugeng,”Penyakit Asbestosis”, diakses dari http://www.referensisehat.com, penyebab- gejala-pengobatan-penyakit asbestosis.html, pada tanggal 22
Februari 2017 pukul 13.07
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Kesehatan Anak (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1985), hlm. 459.
T. Sutojo, S. Si. Kom, dkk. Kecerdasan Buatan (Yogyakarta: ANDI, 2011), hlm. 13.
UBM Medica Asia Pte Ltd, Petunjuk Konsultasi (Surabaya: PT Gramedia, 2012), hlm. 17.
www.alodokter.com.,“Infeksi Saluran Pernapasan”, diakses dari http://www.alodokter.com/infeksi-saluran-pernapasan, pada tanggal 22 Februari 2017 Pukul 11.00